Profil Pondok Pesantren As-Salafiyah
Pondok Pesantren As-Salafiyah Sumber Duko Pakong Pamekasan didirikan oleh
KH. Zainal Abidin (Zubaid) pada tahun 1922 M / 1343 H setelah wafatnya KH.
Zainal Abidin, ada beberapa priode pergantian pengasuh pondok pesantren ini,
yaitu K. Karimullah (menantu KH. Zainal Abidin) yang mana keberadaan santri di
waktu itu sebatas santri kalong (santri yang tidak menetap) dengan
bentuk pembelajaran berupa majelis ta’lim. Kemudian dilanjutkan oleh K. Kholil
(putra KH. Zainal Abidin) dan masa inilah baru ada santri yang menetap atau
mukim
Setelah K. Kholil Wafat sekitar tahun 1968 M, kepemimpinan dipegang oleh KH. Ahmad Madani Mu’arif sampai tahun 1976 M. Selang beberapa tahun setelah itu K. Ahmad Sibli sempat membantu kepemimpinan pesantren sepulangnya beliau dari tugas mengajar di PPA Kalibaru Banyuangi dan kemudian beliau meninggal dunia pada tahun 1980 M.
Sebenarnya K. Kholil sendiri mempunyai banyak putra dan putri, antara
lain: Ahmad Subli (meninggal pada usia muda), Muhammad Robi’, Malihah,
(meninggal pada usia muda), Khuzaimah, Hasbullah, Abd. Hamid, dan Musfirah. Namun
pada waktu itu putra-putri beliau masih dalam proses belajar di pondok
pesantren, diantaranya adalah Ahmad Subli, Muhammad Robi’, Hasbullah, dan Abd.
Hamid. Keempat putra beliau sama-sama mondok di Pondok Pesantren Mambaul Ulum
Bata-Bata Pamekasan, kemudian dilanjutkan menimba ilmu di luar pulau Madura,
diantaranya: PP. al-Khoziny Buduran Sidoarjo, PP. al-Falah Ploso Mojo Kediri, PP.
al-Islah Lasem Rembang, dan ada yang sempat menimba ilmu ke Mekkah
al-Mukarromah (kepada Syekh Ismail al-Yamani).
Setelah KH. Ahamad Madani Mu’arif menetap di Sumber Bungur (masih
termasuk wilayah kecamatan pakong), pengasuh Pondok Pesantren As-Salafiyah
dipegang oleh KH. Muhammad Robi’ Kholil (putra K. Kholil) sampai sekarang.
Adapun nama Pesantren “As-Salafiyah” sendiri diperoleh setelah
musyawarah antar keluarga pengasuh yang kemudian atas usul K. Ahmad Subli
Kholil (kakak KH. Muhammad Robi’ Kholil yang meninggal pada usia muda) disetujuilah
nama “As-Salafiyah” dengan alasan Tafa-ulan pada Pondok Pesantren
As-Salafiyah Asem bagus Situbondo yang konon pada waktu itu sangat mashur dengan
kesalafannya. Pada waktu itu kemudian secara resmi didirikan Madrasah Diniyah,
meskipun masih ditempatkan di emperan masjid bengunan pondok yang sama.
Kemudian pada tahun 1981 M barulah dibangun lokal untuk Madrasah.
Pendidikan Madrasah ini didirikan secara bertahap, mulai dari tingkat Ula
(awal) sampai dengan tingkat Wustha (menengah) dengan mengutamkan sistem
salafi.
Seiring dengan perkembangan zaman, santri yang menimba ilmu semakin
banyak serta tuntutan kebutuhan masyarakat semakin meningkat, sehingga pada
tahun 2001 M Pondok Pesantren As-Salafiyah secara resmi membuka Pendidikan
Formal yang terdiri dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada tahun 1978, Madrasah
Tsanawiyah (MTs) pada tahun 2001, dan Madrasah Aliyah (MA) pada tahun 2004
dengan berdasarkan Kurikulum Departemen Agama Republik Indonesia.
Awal mula dibukanya lembaga pendidikan formal dengan bentuk madrasah di
pondok pesantren ini, keadaan santri yang sebelumnya hanya menimba ilmu agama
di pesantren dengan menetap, maka mereka lambat laun mulai kerasan tinggal dan
bermukim di kawasan pondok pesantren. Bahkan mayoritas siswadan siswi yang
bersekolah di lembaga pendidikan formal adalah santri yang yang menetap di
pondok pesantren.
Dengan semangat perjuangan Dakwah Islamiyah pengasuh pondok pesantren
dan juga dibantu oleh KH. Ach. Fauzi Dm (menanntu pertama KH. Muhammad Robi’ Kholil)
sekaligus dia juga alumni pondok pesantren besar di pamkeasan (Mambaul Ulum
Bata-Bata) dan juga Timur Tengah, serta dengan memiliki dasar keilmuan yang
mendalam, pondok pesantren As-Salafiyah berkembang dan maju. Namun meskipun
demikian, tidak kemudian pondok psantren serta merta merubah total dan
melupakan jati dirinya selaku pondok pesantren salaf. Akan tetapi itu hanyalah
salah satu bentuk respon positif pesantren dalam menyikapi kebutuhan masyarakat
sekitar dan sesuatu yang relevan dihadapan mereka.
Pada tahun 2011 pondok pesantren diberi amanah kembali oleh negara
untuk mengelola Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) As-Salafiyah dengan satu
jurusan yaitu Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) dibawah pimpinan K. Ali Makki
Musyaffak(menantu kedua KH. Muhammad Robi’ Kholil), beliau juga alumni pondok
pesantren Mambaul ulum Bata-Bata dan dilanjutkan pada pondok pesantren Sidogiri.
Sebelum KH. Muhammad Robi’ Kholil menjadi pengasuh, beliau menimba ilmu
di pondok pesantren Mambaul Ulum Bata-bata dan melanjutkan ke PP. al-Ishlah
Lasem Rembang Jawa Tengah dibawah asuhan KH. Masduki.
Sepulangnya dari PP. al-Ishlah lasem, tak berapa lama kemudian KH.
Muhammad Robi’ Kholil menikah dengan seorang wanita bernama Nyai Hj. Latifah
putri dari KH. Abdul Mughni Ma’ruf bersama Nyai Hj. Nurhalimah yang terhitung
masih bibi sepupu dari beliau, Nyai Hj. Latifah berasal dari Desa Bunangkah
Kec. Pegantenan Kab. Pamekasan. Kemudian beliau dikaruniai 5 orang putra,
yaitu: Masluhah, Muflihah (meninggal ketiak masih usia 1 tahun), Nurul Layli, Achmad
Mudatsir, dan Juwairiyah.
Kini,
Nyai Hj. Latifah telah tiada, beliau meninggal dunia pada hari kamis, 14
Jumadil Awal 1430 H bertepatan dengan tanggal 21 Mei 2009 M di RSUD Dr. Sutomo
Surabaya.
B. Letak Geografis Pondok Pesantren
Pondok Pesantren As-Salafiyah Sumber Duko Pakong
terletak 20 km dari kota pamekasan ke wilayah utara, tepatnya kurang lebih 500
m sebelah utara Kantor Polsek Pakong dusun Sumber Bintang desa Pakong Kec.
Pakong Kab. Pamekasan
Posting Komentar untuk "Profil Pondok Pesantren As-Salafiyah"